Rabu, 27 Maret 2013

Untuk mengetahui kedalaman,ketebalan dan mengidentifikasi keterpadatan , keberadaan, ukuran bentuk, sebaran, kuantitas, dan mutu suatu endapan batu bara sebagai dasar analisis atau kajian kemungkinan dilakukannya investasi.


Penghitungan Sumberdaya Batubara dilakukan dengan berbagai metode seperti:

1. Metode poligon

2. Metode penampang melintang 

3. Metode isopach


Tahapan Eksplorasi menurut SNI :
1. Survei Tinjau
2. Prospeksi
3. Eksplorasi pendahuluan
4. Eksplorasi rinci

Tahapan eksplorasi menurut SAA (standards associaton of australia)
1. Tahap pra eksplorasi
2. Tahap pengkajian regional (ekspolorasi tahap i)
3. Tahap evaluasi komersial (ekspolrasi tahap ii)
4. Perencanaan tambang (eksplorasi tahap iii)
5. Sampling curahan dan atau uji coba penambangan (eksplorasi tahap iv)

Metode Eksplorasi :
1. Survei Geologi Permukaan
a. Pengamatan singkapan
b. Perekaman data
c. Pemetaan geologi
2. Survei Geologi dengan teknologi pengindraan jauh
3. Survei Palaeontologi
4. Survei sedimentologi
5. Survei geofisika
6. Survei pengeboran
7. Metode Log Geofisik
8. Metode pengambilan contoh
9. Metode geohidrologi
10. Metode geoteknik

 

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka hadirlah survey geofisika tahanan jenis yang merupakan suatu metode yang dapat memberikan gambaran susunan dan kedalaman lapisan batuan dengan mengukur sifat kelistrikan batuan. Loke (1999) mengungkapkan bahwa survey geofisika tahanan jenis dapat menghasilkan informasi perubahan variasi harga resistivitas baik arah lateral maupun arah vertical. Metode ini memberikan injeksi listrik ke dalam bumi, dari injeksi tersebut maka akan mengakibatkan medan potensial sehingga yang terukur adalah besarnya kuat arus (I) dan potensial (ΔV), dengan menggunakan survey ini maka dapat memudahkan para geologist dalam melakukan interpretasi keberadaan cebakan-cebakan batubara dengan biaya eksplorasi yang relatif murah.

Logging geofisik berkembang dalam ekplorasi minyak bumi untuk analisa kondisi geologi dan reservior minyak. Logging geofisik untuk eksplorasi batubara dirancang tidak hanya untuk mendapatkan informasi geologi, tetapi untuk memperoleh berbagai data lain, seperti kedalaman, ketebalan dan kualitas lapisn batubara, dan sifat geomekanik batuan yang menyertai penambahan batubara. Dan juga mengkompensasi berbagai masalah yang tidak terhindar apabila hanya dilakukan pengeboran, yaitu pengecekan kedalaman sesungguhnya dari lapisan penting, terutama lapisan batubara atau sequence rinci dari lapisan batubara termasuk parting dan lain-lain.

1.        Jenis dan Prinsip Logging Geofisik

Dari sekian banyak prinsip logging yang ada, yang paling sering digunakan adalah resistansi listrik, kecepatan gelombang elastis dan radioaktif. Untuk eksplorasi batubara, logging densitas adalah yang paling efektif dan kombinasi logging densitas dan sinar gama adalah yang direkomendasi untuk menentukan sifat geologi sekitar lapisan batubara. Setiap logging mempunyai keistimewaannya masing-masing, oleh karena itu lebih baik melakukan kombinasi logging untuk analisa menyeluruh.

1.a. Deskripsi log bor secara geofisika yang lengkap bila ada.
Setiap lubang bor harus di logging (paling tidak) dengan menggunakan log Caliper, Gamma,Long Densitas dan Densitas (sebagai tambahan dapat pula digunakan log Neutron, Sonik dan Resistivitas). Jika tidak dilogging data lubang bor dianggap tidak dapat dipercaya dan oleh karena itu tidak dapat dikategorikan masuk ke dalam standar JORC.
a. Log caliper untuk menentukan diameter lubang bor.
b. Log gamma untuk menentukan lapisan yang permeabel.
c. Log densitas untuk menentukan jenis batuan (densitas batubara rata rata 1,3 ton/m3).
d. Log neutron untuk menentukan pelapukan batuan.
e. Log sonik untuk menentukan kekuatan batuan.
f. Log resistivitas untuk menentukan porositas batuan.
Core recovery harus ditentukan sebelum menara bor (drilling rig) dipindahkan dari tempat bor. Syarat standar core recovery dari JORC adalah 95% untuk meyakinkan analisis batubara benar-benar akurat dan dapat dipercaya. Untuk lapisan batubara yang tebal (> 5m), core recovery 90% cukup untuk dipertimbangkan sebagai data yang dapat dipercaya. Hasil coring dapat digunakan untuk mengetahui keadaan batuan (misalnya padat atau rapuh), kekuatan batuan, pecahan batuan (apakan terbuka atau tertutup, mineralisasinya apa dan sudutnya).

a.          Log Sinar Gamma

Kekuatan radiasi sinar gamma adalah lebih kuat dari mudstone dan lebih lemah dari sandstone. Terutama yang dari mudstone laut menunjukan nilai yang ekstra tinggi, sedangkan yang dari lapisan batubara lebih rendah pada sandstone. Log sinar gamma dikombinasikan dengan log utama, seperti log densitas, netron dan gelombang bunyi, digunakan untuk memastikan batas antara lapisan penting, seperti antara lapisan batubara dengan langit-langit atau lantai.

b.          Log Densitas

Sinar gamma dari sumber radioaktif dipancar oleh tumbukan dengan elektron di dalam lapisan tanah dan energi sinar gamma akan hilang kepada elektron untuk setiap tumbukan (efek compton). Densitas elektron di dalam material sebanding dengan densitas curahan atau massa (bulk or mass density) material.

c.          Log Netron

Pada waktu netro berkecepatan tinggi menyebar ke dalam lapisan tanah, terjadi tumbukan berulang-ulang dengan inti atom material pembentuk lapisan tanah yang mengakibatkan hilangnya energi dan menjadi netron termal berkecepatan rendah. Kehilangan energi terbesar terjadi pada waktu tumbukan dengan inti atom unsur Hidrogen yang massanya sama dengan netron. Sehingga, pengurangan kecepatan netron ditentukan oleh kerapatan inti atom hidrogen di dalam lapisan tanah. Secara umum, kerapatan inti atom hidrogen pada batuan sebanding dengan jumlah kandungan cairan (air) di dalam material. Apabila diasumsikan, bahwa porositas pada batuan diisi oleh air, maka kerapatan inti atom hidrogen sebanding dengan porositas batuan. Berdasarkan prinsip ini, maka distribusi netron termal yang diukur berbanding terbalik dengan distribusi porositas lapisan tanah. Angka pengukuran tersebut, biasanya besar untuk sandstone dan kecil untuk mudstone. Dengan kata lain, porositas tampak kecil untuk sandstone dan besar untuk mudstone. Karena kerapatan inti atom hidrogen pada batubara tinggi, maka pada log netron menunjukan nilai yang kecil dan mudah membedakan dengan batuan lain. Tetapi, kadang kala sulit untuk mengenal batas yang jelas apabila penting atau langit-langit/lantai terdiri dari batuan yang banyak mengandung karbon seperti coaly shale.

d.          Log Resistansi

Log resistansi normal dirancang untuk mengukur suatu potensial listrik pada elektroda pengukur, M, selama arus listrik konstan dialirkan ke dalam lapisan tanah melalui elektroda A dan potensial tersebut dokonversi kepada resistensi tampak berdasarkan hukum Ohm dan konfigurasi penempatan elektroda. Guard electroda logging dirancang untuk mengukur resistansi lapisan tanah setelah memusatkan distribusi arus listrik ke dalam bagian tertentu dari lapisan tanah dengan menggunakan elektroda tambahan. Dengan demikian akan menaiokan akurasi resistensi dan kemapuan pengukuran di lapisan tipis. Metoda pengukuran ini disebut juga sebagai laterolog.

e.          Log Gelombang Bunyi (Sonic Log)

Sonic log yang digunakan saat ini kebanyakan tipe BHC (bore hole compensated). Metoda ini dapat mengurangi efek pemalsuan (spurious) pada perubahan ukuran lubang dan juga mengkompensasi kesalahan karena kemiringan sonde. Karena BHC menggunakan satu transmitter di atas dan satu transmitter di bawah dua pasang penerima (receiver), dan interval waktu perambatan gelombang yang diterima kedua set receiver dirata-ratakan